Senin, 03 Oktober 2016
Jatirogo - Bulu - Sarang & Pesantren
Kehidupan pesantren begitu terasa, ketika mengawali langkah kaki pada kota kecil disudut kabupaten Tuban, "Jatirogo". Daerah yang terkenal dengan udaranya yang panas dan mentari yang terik, menjadi sebuah sapaan bagi setiap orang yang menapakan kaki di kota ini.
Kehidupan yang relatif santai dengan penduduknya yang mayoritas bekerja sebagai seorang peladang, menjadi gambaran yang khas pada daerah disekitar pantai utara jawa.
Pohon-pohon "bogor" (sebutan bagi pohon penghasil legen) menjulang tinggi berdampingan dengan pohon jambu monyet. Bagi masyarakat jatirogo dan sekitarnya minum legen merupakan kebiasaan yang jamak dilakukan, kesegaran yang ditawarkan oleh legen mengalahkan minuman bersoda pabrikan yang banyak dijual dikota-kota.
Tidak hanya legen yang menjadi gambaran umum daerah ini, Jatirogo, Bulu (Jawa Timur), dan Sarang (Jawa Tengah) seakan memiliki cora budaya yang tidak jauh berbeda, yaitu pesantren.
Di tiga daerah ini, kedetakan masyarakat dengan budaya pesantren menjadi hal yang tidak dapat dipisahkan. Pada umunya masyarakat disini mensekolahkan anak-anaknya di sekolah Madrasah Ibtidaiyah atau sekolah dasar dipagi hari dan sore hari di Taman Pendidikan Alqur'an (TPQ)
Atas bentuk pendidikan itulah, tak jarang anak-anak kecil disini sudah bisa baca tulis Al Qur'an. Gaya pembelajaranyapun cukup sederhana dan tradisional, meski demikian, lulusan-lulusan yang dihaasilkanya tidak dapat dipandang remeh.
Terbukti, banyak dari lulusan sekolah "sederhana" disini yang mampu melanjutkan ke perguruan lebih tinggi bahkan hingga ke luar negeri. Mesir, Arab Saudi, Qatar, Irak, Iran adalah negara-negara yang jamak dituju oleh para santri disini.
Dari kehidupan yang sederhana, sekolah yang sederhana serta masyarakatnya yang sederhana pula, namun mampu membentuk karakter kuat masyarakat Jatirogo, Bulu, Sarang.
Bukan masalah metode pembelajaran yang serba modern, atau kurikulum multimedia namun ketulusan tekat untuk terus belajar hingga mereka mampu menjadi manusi-manusia berkarakter.
Bulu, 14/9/16
0 komentar:
Posting Komentar